CANTIK gak melulu urusan penampilan. Otak kudu di-upgrade juga. Bayangkan kalo kamu cantik secara fisik, tapi ternyata isi otak kosong melompong. Hiii…emangnya kamu manekin? Itu tuh, boneka cantik yang suka dipajang di depan toko baju trus diberi baju warna-warni.
Perempuan cantik identik dengan bodoh. Bukan nyindir loh. Tapi fakta di lapangan yang seringkali berbicara demikian. Coba kamu amati deh, siapa-siapa aja yang demen banget ikut lomba Miss atau kontes yang isinya Cuma pamer aurat. Dijamin semuanya gak ada yang berwajah jelek. Body pun sama-sama aduhai yang bisa bikin jantung kaum adam berdetak kencang.
Tapi, pernahkah kamu berpikir tentang kualitas otak mereka yang berlomba kecantikan itu? Hmm…amat sangat patut diragukan tuh. Sebagai contoh konkret aja si Nadine, yang membawa nama Indonesia di ajang Miss Universe. Belum apa-apa bahasa Inggris doi udah kacau beliau. “Indonesia is my beautiful city.” Nah lho, si Nadine bingung tuh bahasa Inggrisnya Negara apaan. Jadilah kalimat yang sangat tulalit ini yang muncul.
Lalu ada Mendoza dari Puerto Rico yang jadi pemenang miss universe. Apalagi yang dinilai kalo bukan kecantikan sedangkan bahasa Inggris aja, di Mendoza yang penuh doza ini gak bias. Belum lagi cita-citanya yang sebatas pingin jadi bintang film. Walah…selama modal Cuma body aja, siapa juga yang gak bias meraih cita-cita jadi bintang film? Beda banget dengan upaya meraih cita-cita jadi ahli nuklir misalnya.
Level dunia aja segini parah kualitas otak kontestannya. Apalagi level local atau bahkan RT. Dijamin deh, kualitas otak peserta cerdas cermat tingkat RT dibanding dengan kontestan Miss Universe, pasti jauh lebih bagus.
...Jangankan manusia, hewan aja punya kok. Yang membedakan manusia dan hewan adalah akalnya. Jangan bingung membedakan antara otak dan akal....
Mind your Brain
Semua manusia punya otak. Jangankan manusia, hewan aja punya kok. Yang membedakan manusia dan hewan adalah akalnya. Jangan bingung membedakan antara otak dan akal. Kalo otak jelas-jelas organ yang ada di dalam batok kepala. Kalo akal itu baru deh ada unsur pembentuknya. Empat unsure itu antara lain fakta, informasi sebelumnya, indera yang kita punya dan yang pasti otak dong.
Contoh sederhananya begini. Ada fakta kontes Miss-miss-an itu. Mata kita sebagai indera penglihat secara jelas melihat bahwa kontes ini emang ajang adu aurat. Informasi sebelumnya berupa pengetahuan bahwa perempuan itu mulia apabila auratnya dilindungi bukan dipamerkan sedemikian rupa. Nah, otak yang nantinya memproses kejadian ini dan memberikan sebuah keputusan berupa akal yang jernih bahwa kontes kecantikan semacam ini sangat merendahkan kedudukan perempuan sendiri.
Jadi perempuan yang dilahirkan dengan wajah cantik dan tubuh aduhai, nggak dosa kok. Yang salah adalah apabila wajah cantik dan tubuh aduhai itu disalahgunakan dengan dipamer-pamerkan di depan khalayak umum. Boleh dipamerkan, tapi nanti di depan suami aja. Akur kan?
...wajah cantik dan tubuh aduhai, nggak dosa kok. Yang salah adalah apabila wajah cantik dan tubuh aduhai itu disalahgunakan dengan dipamer-pamerkan di depan khalayak umum...
Memaksimalkan fungsi otak, adalah jalan untuk menemukan iman. Ini nih yang paling oke pada diri manusia termasuk perempuan. Iman ini yang akan menuntun kamu merasa malu bila umbar aurat. Iman ini yang akan menjadikan kamu perempuan berkualitas lebih, bukan standar aja. Cantik di kepala dan hati ini umurnya everlasting alias abadi. Kalo Cuma cantik fisik, berapa sih usia kulit mampu bertahan dari kerut? Paling juga beberapa tahun ke depan semua kulit manusia akan mengalami penuaan. Masa iya masih ada yang bilang kamu cantik bila kulit sudah penuh gelambir?
Beda banget ketika diri dihargai dengan sesuatu yang jauh lebih hakiki, iman dan potensi diri. Yakin deh, ini semua bakal awet dan dibawa sampai mati. Jadi muslimah cerdas, pati pilihan ini yang bakal kamu ambil. Sudah kuno bila memaknai cantik hanya sebatas fisik. So, menjadi muslimah cantik? Harus itu. Asal bisa menempatkan cantik seperti apa yang harus diraih dan diupayakan. Selamat menjadi cantik hari ini ^_^ [riafariana/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar