Huss, ini bukan lagi ngomongin remaja yang kena penyakit kaki gajah. Juga bukan ngomongin remaja yang jadi pawang gajah, apalagi pemakan daging gajah (hiii…!). Tapi yang mau kita omongin di sini ialah remaja yang gajah alias gagap sejarah.
Apaan tuh? Yoi, kamu udah sering denger istilah ‘gatek’ alias gagap teknologi. Itu tuh orang yang nggak tahu apa-apa soal teknologi. Nggak ngerti cara ngoperasiin komputer, pake internet, ponsel, dll. Nah remaja ‘gajah’ it means remaja yang gagap sejarah, alias nggak ngerti soal sejarah.
Mereka yang mengidap penyakit gajah alias gagap sejarah ini serba nggak tahu en kurang informasi tentang sejarah, khususnya sejarah Islam. Ditanya siapa ayahanda Nabi saw. Dijawab “Ali bin Abi Thalib”, ditanya siapa-siapa saja istri-istri Rasulullah saw., nggak ngeh, ditanya apa itu Perang Khandaq juga nggak tahu. Duh, jangan sampe deh!
Bro en Sis, buanyak banget remaja yang mengidap penyakit gagap sejarah ini. Mereka nyaris buta seperti apa sejarah Islam. Yang mereka tahu cuma Gajah Mada, Hayam Wuruk, Serangan Umum 1 Maret, dll. Malah ada remaja yang lebih apal sejarah klub sepakbola Manchester United atau Barcelona ketimbang sejarah Islam. Wow, gagaaap banget!
Paling banter, yang diketahui cuma sejarah kelahiran Nabi Saw. – misalnya tahun gajah tapi nggak tahu tahun berapa masehi, atau istri pertama Nabi saw., atau nama-nama khulafaur rasyidin.
Nah, kira-kira kita termasuk nggak di dalamnya. Sekarang, tanya diri kamu sendiri deh, berapa banyak pengetahuan sejarah Islam yang kamu tahu; tahu nggak siapa saja as sabiqunal awwalun (golongan pertama yang masuk Islam). Apakah kamu tahu siapa saja 10 golongan sahabat yang dijamin masuk surga, en tahu nggak apa perang pertama yang dikobarkan oleh kaum muslimin?
Kalo ternyata pengetahuan kita cekak bin bokek alias dikit bin tekor, nah berarti kita termasuk jamaah gajah – orang-orang nan gagap sejarah. Sedih, deh!
Emang penting?
Lho, emangnya penting kita tahu sejarah Islam? Apa nggak lebih penting tahu sejarah tanah air atau dunia? Lagian, itu kan nggak bakal ditanya kalo ujian semesteran apalagi ujian nasional.
Ehm, begini Bro en Sis, tahu sejarah nasional dan tanah air oke-oke aja. Tapi tahu sejarah Islam itu jauh lebih penting. Pasalnya sejarah Islam itu banyak yang berkaitan dengan masalah hukum Islam dan penyebaran agama Islam. Selain itu, perlu kamu catet nih, banyak penipuan terhadap sejarah Islam oleh kaum orientalis. Penipuan itu bertujuan membuat citra buruk tentang Islam dan umatnya. Kalo kita gagap sejarah, alamat bakal percaya gitu aja dengan kebohongan mereka.
Sosok Rasulullah saw. sering jadi sasaran cerita bohong mereka. Nabi saw. yang mulia ini suka digambarkan kejam, perampok dan kecanduan wanita karena istrinya banyak. Padahal, gambaran itu jauuuh banget dari realita. Jihad yang dilakukan kaum muslimin nggak lah barbar seperti serangan yang dilakukan tentara Kristen Serbia pimpinan Radovan Karadzic atau Mlatko Radic kepada umat muslim Bosnia. Dalam setiap peperangan Rasulullah saw. selalu berpesan agar nggak membunuh anak-anak, wanita, orangtua, para pendeta, bahkan hewan ternak pun nggak boleh dibunuh.
Sementara serangan Kristen Serbia itu menghabisi umat muslim tanpa belas kasihan. Sedangkan kaum muslimahnya dirusak kehormatannya dengan keji oleh tentara mereka.
Selain itu, orang-orang Barat sering banget menjadikan kisah Seribu Satu Malam sebagai gambaran umat Islam dan para khalifahnya. Dalam kisah Seribu Satu Malam yang berisikan tokoh-tokoh terkenal seperti Aladdin dan Sinbad si Pelaut, digambarkan kalo umat Islam itu miskin, bodoh, suka berperang dan para pemimpinnya itu kejam en playboy. Misalnya khalifah Harun ar-Rasyid sering diilustrasikan sebagai khalifah yang ganteng, kaya tapi buaya darat karena punya banyak gundik alias perempuan simpenan. Padahal mah, beliau ini termasuk khalifah yang cerdas, dekat dengan ulama, sukses memimpin kekhilafahannya untuk menyebarkan Islam.
Barat juga sering yang mengklaim berbagai karya sains dan pengetahuan lahir dari dunia mereka. Atau paling tidak mereka tidak mau cerita dengan jujur bahwa iptek yang berkembang di dunia mereka ambil dari para ilmuwan muslim. Contohnya dunia lebih kenal William Harvey sebagai penemu sirkulasi darah. Padahal jauh sebelum itu ada Mansur Ibnu Muhammad sebagai ilmuwan pertama yang menggambarkan organ tubuh manusia yang belum pernah ditemukan para ilmuwan Yunani, lalu ada Ibnu Nafis orang pertama yang menemukan sirkulasi darah. Lalu ada Al Khazini yang menemukan teori gravitasi bumi sebelum Newton mengakuinya 900 tahun kemudian.
Soal sejarah penyebaran dan penerapan Islam di tanah air juga banyak hal yang nggak jelas. Selama ini yang kita tahu Islam itu masuk secara kebetulan lewat para pedagang asal Gujarat. Padahal agama Islam berkembang di tanah air lewat pengiriman para dai utusan Khilafah Islamiyah di masa Utsmaniyah. Jadi pada masa itu sudah ada upaya dari Khilafah Islamiyah untuk menyebarkan Islam ke Nusantara. Bahkan khalifah juga membantu umat muslim di Aceh ketika berjihad melawan kolonial Belanda.
Jadi, gimana, penting banget kan belajar sejarah Islam?
Sirah dan Tarikh
Wah, apapula itu? Yup, mungkin banyak orang yang belum ngeh dengan dua kata di atas. Padahal, jika ingin belajar maka kudu berkenalan dan menyelami dua hal itu. Sirah ringkasnya bisa kita katakan adalah biografi Rasulullah saw. Hanya saja isinya nggak melulu tentang figur Beliau, tapi juga berbagai kejadian di masa Beliau. Semisal aktivitas dakwah menegakkan Islam, peperangan yang terjadi, riwayat para sahabat hingga wafatnya Nabi saw. Kitab sirah disusun oleh para ulama menggunakan metode periwayatan yang teruji sehingga isinya bisa dipercaya layaknya hadits-hadits Nabi saw.
Di antara kitab sirah yang terkenal adalah al-Maghazi karya Wahhab al-Munabbih. Sayangnya kitab ini telah musnah dan nggak pernah sampai ke tangan kaum muslimin pada hari ini. Untungnya, ada sejumlah ulama yang mau berjuang menuliskan sirah Nabi saw. Di antaranya ada kitab Sirah karya Ibnu Hisyam. Yang satu ini sudah ada terjemahannya, lho. Selain itu juga ada sejumlah ulama masa kini yang juga menulis kitab-kitab sirah. Lagi-lagi udah banyak banget Bro, terjemahannya ke bahasa Indonesia. Tinggal beli atau pinjem en baca di rumah. OK?
Adapun Tarikh berisi sejarah umat Islam secara umum. Biasanya ditulis sampai masa kehidupan sang penulisnya. Tapi untuk yang satu ini kita kudu ati-ati. Pasalnya nggak semua kitab tarikh bisa dipercaya. Kitab tarikh yang bisa dijadikan rujukan adalah kitab tarikh yang pencatatannya menggunakan metode periwayatan layaknya pencatatan hadits. Di antaranya adalah kitab Tarikh karya Imam ath-Thabariy dan Bidayah wa Nihayah karya Imam Ibnu Katsir.
Bro en Sis, mempelajari sirah dan tarikh ini wajib lho, hukumnya. Dengan belajar sejarah Islam kita jadi tahu dakwah dan perjuangan Nabi saw. beserta umat muslim sepanjang jaman. Bahwa dakwah Beliau itu nggak gampang, ada pengorbanan. Mulai dari tetesan keringat sampai kucuran darah.
Dari belajar sejarah Islam kita juga akan tahu bahwa umat muslim pernah jaya belasan abad. Dari masalah kemanusiaan, sosial, militer sampai ipteknya digdaya. Semua bukan karena kita menerapkan demokrasi, Kapitalisme, HAM apalagi Sosialisme. Semuanya sampah, Bro! Suer! Tapi kaum muslimin dulu jaya karena berlandaskan akidah Islamiyah dan menerapkan syariat Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Semenjak masa Khulafaur Rasyidin sampai jaman Turki Utsmani.
Rev. Charles Francis Potter, seorang ilmuwan Barat dalam bukunya The Faiths Men Live By, menulis, “Para pengemban dakwah Islam mengajarkan perdamaian dunia, persaudaraan dunia, toleransi, ketinggian derajat wanita dan penghancuran dinding rasialisme. Islam sama sekali suci dari segala bentuk minuman keras, dan Islam mempraktikkan persamaan ras.”
Nah, apakah yang dikatakan Francis Potter pernah terwujud dalam sejarah demokrasi, kapitalisme, HAM dan sosialisme-komunisme? Kagak pernah, Bro! Semua ajaran selain Islam justru menindas umat manusia. Lihat saja di Irak, jutaan muslim Irak meregang nyawa sejak jaman embargo hingga penyerangan pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat. Semuanya dengan dalih menegakkan demokrasi dan HAM!
Prihatin pelajaran sejarah
Bro en sis, kita pantas bersedih. Pasalnya sejarah kejayaan Islam – juga keruntuhannya – tidak pernah masuk dalam pelajaran sejarah di tanah air. Malah yang sering terjadi adalah distorsi bahkan pemalsuan sejarah. Misalnya, nggak pernah kan disebut-sebut dalam buku pelajaran sejarah kalo para pejuang di tanah air seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura sampai Bung Tomo adalah pejuang-pejuang muslim. Semuanya berjuang membebaskan tanah air dengan ruhul jihad. Pelajaran sejarah kita miskin dari sejarah Islam.
Hasilnya udah ketahuan. Banyak pemuda kita yang nggak kenal sejarahnya sendiri. Bahkan banyak di antara orang Islam yang antipati pada agamanya dan budayanya sendiri. Mereka lebih akrab dengan budaya lokal atau global yang belum jelas manusiawi atau tidak.
Minimnya pelajaran sejarah Islam bukannya karena ‘kecelakaan’. Tapi memang ada rekayasa global dari musuh-musuh Islam untuk menjauhkan umat Islam dari warisan leluhurnya. Misalnya, rakyat Indonesia hari ini nggak akrab lagi dengan huruf Arab semenjak Sumpah Pemuda tahun 1928. Padahal sebelumnya huruf Arab sudah dijadikan bahasa antar kesultanan Islam di tanah air.
Di Turki, upaya menghancurkan warisan sejarah Islam malah lebih kejam lagi. Semenjak Mustafa Kamal at-Taturk menghancurkan Khilafah Islamiyah, semua budaya yang beraroma Arab dan Islam dibuang. Penggunaan bahasa Arab dan nama-nama Arab terlarang. Kumandang azan pun harus diganti dengan bahasa Turki. Selama belasan tahun radio-radio dilarang menyiarkan bacaan al-Quran. Bahkan sampai sekarang muslimah yang ingin berjilbab pun diuber-uber dan dijebloskan ke dalam penjara oleh para penguasa yang juga muslim!
Sampai hari ini, Barat berhasil mencetak generasi muda Islam yang nggak kenal siapa diri mereka sendiri dan dari mana asalnya. Persis film Bourne Identity yang dimainkan Mark Wahlberg, di mana ia memerankan tokoh yang kehilangan ingatannya secara total.
Kini umat Islam juga mengalami hal yang sama. Khususnya kaum muda, banyak lho yang nggak tahu kalo mereka punya sejarah yang gemilang, yang kudu diperjuangkan lagi. Bukan nggak mungkin nanti banyak remaja Islam yang sampai nggak kenal siapa nabinya sendiri. Ah, kasihan remaja Islam. [iwan januar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar